Rabu, 09 Maret 2011

Komunitas Anak Punk Disebut Penjahat Di Malaysia!


BANDUNG, RIMANEWS–Di Bandung, melihat penggemar musik punk dengan rambut mohawk, jaket kulit yang dipenuhi dengan emblem atau spike adalah pemandangan yang biasa. Tapi di Malaysia, punk disebut sebagai penjahat.

“Pemerintah Malaysia tidak mendukung keberadaan scene musik punk di Malaysia karena bagi mereka punk itu terlihat seperti penjahat,” tutur Kevil Denivel penabuh drum Y2K, Kamis (9/12/2010) saat ditanya mengenai kultur musik punk di negaranya.
Menurut para personel Y2K, di Malaysia juga masih sering terjadi bentrokan antara pendukung genre musik punk dengan para pencinta musik hardcore. Para pencinta musik-musik ini di negeri Jiran yang masih baru, kadang terlalu fanatik dalam mendukung genre yang mereka sukai.
Meskipun begitu, para pemain band di Malaysia tentu saja tidak terlibat dalam bentrokan ini bahkan berusaha merangkul para penggemarnya.
“Kami juga sedang berusaha untuk mengikis perbedaan itu,” ujar Herman Grande Herman Grande, frontman Y2K.
Satu persoalan lain yang terjadi di scene musik indie Malaysia adalah persoalan senioritas. Menurut para personel Y2K, pelaku musik indie senior di Malaysia terlalu mengekslusifkan diri. Padahal sebenarnya para pendatang baru di kancah musik indie di sana mampu membuat sesuatu yang baru, sedangkan para senior tidak mau berimprovisasi.
“Ada senior yang yang tidak mau memberi contoh kepada yang muda-muda, tapi Y2K sendiri selalu welcome terhadap para pendatang baru, kami justru ingin mengayomi mereka,” aku Herman Grande.
Secara keseluruhan, scene musik di Malaysia khususnya indie saat ini cukup bagus. Namun Y2K menyayangkan kurangnya dukungan dari pihak-pihak tertentu termasuk para pelaku scene indie di Malaysia. Oleh karena itu Y2K sangat ingin untuk membantu perkembangan musik di negaranya.(Ins)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar